Ritual pada hari rabu wekasan
seakan sudah menjadi sebuah tradisi kebiasaan yang dilakukan oleh umat Islam di Jawa, ritual tersebut sampai kini seakan masih dilestarikan. Meskipun Dalam penamaannya serta pelaksanaanya terkadang ada perbedaan nama dan cara dibeberapa tempat.
Rabu wekasan atau rabu pungkasan, adalah sebutan yang diberikan orang jawa untuk hari rabu terakhir dibulan shofar. Sebagian ulama ahli kasyf mengatakan bahwa pada hari itu diturunkan beberapa macam bala’. seperti halnya dijelaskan dalam kitab kanzun najah was surur karya Syeikh Abdul Hamid bin Ali al-Makki ,bahwa al-Allamah as-Syaikh Addairobi mengatakan bahwa ba’dlul arifin dari ahlul kasyf menceritakan, pada setiap Rabu akhir Shafar, akan diturunkan ke bumi 300.000 malapetaka dan 20.000 macam bencana.
Menurut sebagian ulama ada beberapa amalan yang bisa dilaksanakan pada malam tersebut. yakni dianjurkan untuk membaca Surat Yasin. Dan Ketika sampai pada ayat “Salamun qoulan min robbin rahim” kemudian ayat tersebut diulang sebanyak 313 kali kemudian Setelah selesai membaca Yasin dilanjutkan membaca doa khusus.
Bacaan Surat Yasin dengan pengulangan pada sebagian ayat tersebut pada dasarnya diperbolehkan, mengingat Surat Yasin adalah bagian dari surat dalam al-Quran yang mempunyai suatu keutamaan tersendiri. Jadi, hukumnya boleh saja pada malam Rabu Wekasan seseorang membaca Surat Yasin dan mendapatkan pahala secara umum. Dengan catatan, orang tersebut tidak meyakini bahwa apa yang dilakukan itu adalah sebuah kesunnahan tersendiri pada malam Rabu Wekasan.
Selanjutnya, terkait ayat “Salamun qoulan min robbin rahim” yang diulangi dibaca sebanyak 313 kali, maka Sayyid Abdurrahman dalam kitabnya Ghoyatut Talhish menjelaskan, bahwa apa yang dilakukan oleh sebagian orang sholih dengan mengulangi sebagian surat al Qur’an dalam pembacaan hizb dan do'a, mempunyai dalil dalam hadis. seperti halnya yang termaktub dalam sebuah hadis, “Barang siapa membaca al-Ikhlas 200 kali…” dan hadis “…bacalah al-Ikhlas dan Muawwidztain ketika Shubuh sebanyak tiga kali…”. Apa yang tersurat dalam hadis tersebut menunjukkan bahwa tidak ada larangan pengulangan ayat bahkan surat al qur’an, dan itu termasuk sebuah amalan yang baik yang akan diberi pahala.
Selain bacaan surat yasin tersebut Sebagian ulama lain ada yang menganjurkan untuk melaksanakan sholat sunnah muthlaq yakni sholat sunnah hajat (hajat lidaf’il bala’).
Sholat sunnah tersebut dilaksanakan 4 roka’at, boleh dengan dua tasyahud satu salam, dengan niat berikut :
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى
:atau boleh juga dengan dua tasyahud dua salam dengan niat berikut
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى
Setelah membaca surat Al-Fatihah satu kali, lalu dilanjutkan dengan membaca Surat Al Kautsar 17 kali, kemudian membaca surat Al Ikhlash lima kali, lalu Surat Al Falaq satu kali dan terakhir Surat An Nas satu kali. Hal ini dilakukan tiap rokaat. Artinya tiap rokaat membaca semua surat tersebut.
Selesai sholat empat rokaat tersebut, kemudian membaca Do’a ini:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنَا مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ اِكْفِنَا شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيْ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ هٰذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ، وَنَعُوْذُ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْسِكَ أَنْ تُجِيْرَنَا وَوَالِدِيْنَا وَأَوْلَادَنَا وَأَهْلَنَا وَأَحْبَابَنَا، وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قُلُوْبِنَا مِنْ شَرِّ هٰذِهِ السَّنَةِ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيْهَا، وَاصْرِفْ عَنَّا شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ يَا كَرِيْمَ النَّظَرِ، وَاخْتِمْ لَنَا فِيْ هٰذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ وَالسَّعَادَةِ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَأَوْلَادِنَا وَأَهْلِنَا وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قُلُوْبِنَا وَجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ، النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ، اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هٰذَا الشَّهْرِ، وَمِنْ كُلِّ شِدَّةٍ وَبَلَاءٍ وَبَلِيَّةٍ قَدَّرْتَهَا فِيْهِ يَا دَهْرُ، يَا مَالِكَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، يَا عَالِمًا بِمَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ، وَمَنْ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ، يَا أَزَلِيُّ يَا أَبَدِيُّ، يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيْدُ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ، أَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيْدُ، اللهم احْرُسْ بِعَيْنِكَ أَنْفُسَنَا وَأَهْلَنَا وَأَوْلَادَنَا وَأَمْوَالَنَا وَدِيْنَنَا وَدُنْيَانَا الَّتِيْ ابْتَلَيْتَنَا بِصُحْبَتِهَا بِحُرْمَةِ الْأَبْرَارِ وَالْأَخْيَارِ، بِرَحْمَتِكَ يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ، يَا كَرِيْمُ يَا سَتَّارُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ بِأَسْمَائِكَ الْحُسْنَى، وَبِكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ، وَبِحُرْمَةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَحْفَظَنَا وَأَنْ تُعَافِيَنَا مِنْ بَلَائِكَ، يَا دَافِعَ الْبَلَايَا، يَا مُفَرِّجَ الْهَمِّ وَيَا كَاشِفَ الْغَمِّ، اِكْشِفْ عَنَّا مَا كُتِبَ عَلَيْنَا فِيْ هٰذِهِ السَّنَةِ مِنْ هَمٍّ أَوْ غَمٍّ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا.
اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ وَتَقْضِـيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَـى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اللهم اصْرِفْ عَنَّا شَرَّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمَا يَخْرُجُ مِنَ الْأَرْضِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Tata cara seperti ini diterangkan dalam kitab Kanzun Najah Was surur Karya Syeikh Abdul Hamid Qudus, serta Dinuqil juga dalam kitab Nubdzatul Anwar. Dan salah satu ulama' nusantara yang mengamalkannya yakni Almarhum KH Maimoen Zubair Sarang.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan sholat tersebut adalah selama sholat dan amaliyah lainnya tersebut tidak diyakini sebagai sunnah atau sebagai sesuatu yang masyru’ dari Nabi, dan dalam sholat diniati secara mutlak saja (tanpa niat sholat Rabu Wekasan, dll) maka tidak ada masalah kita melaksanakannya.
Sedangkan terkait bacaan surat khusus dalam sholat tersebut. Sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat jawa dan disebutkan dalam kitab Mujarrobat, bahwa setiap rakaat setelah bacaan fatihah membaca surat al-Kautsar tujuh belas kali, al-Ikhlas lima kali, dan Mu’awwidzatain satu kali. maka hal Itu diperbolehkan dalam syariat, walaupun Nabi tidak pernah membaca bacaan-bacaan surat itu dalam sholat.
Hal tersebut berdasarkan pada sebuah hadis bahwa ada seorang Sahabat yang sholat dan disetiap rakaatnya selalu membaca surat al-Ikhlas dan ketika hal itu disampaikan kepada Rasulullah, ternyata Baginda Nabi tidak melarang. Dari hadis ini kemudian al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Bari berkata, bahwa hadis ini adalah dalil tentang diperbolehkannya menentukan atau membaca sebagian surat al-Quran berdasarkan kemauannya dan memperbanyak membacanya.
Kang Santri